Saturday, February 22, 2014

Dalam perhelatan Hari Disabilitas Internasional, penyanyi Dewi Yull menyatakan ingin menjadi penerjemah bahasa isyarat.

Dalam perhelatan Hari Disabilitas Internasional, penyanyi Dewi Yull menyatakan ingin menjadi penerjemah bahasa isyarat.
"Saya berharap Indonesia punya banyak penerjemah. Termasuk saya akan belajar menjadi penerjemah bahasa isyarat," ujar Dewi saat menghadiri perayaan bertema Hormati Hak-Hak Kami, Biarkan Kami Berkomunikasi dengan Cara Kami di Graha Utama, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Sabtu (22/2).

Penyanyi lagu 'Jangan Ada Dusta di Antara Kita' itu, mengungkapkan sejak mengetahui cita-cita anaknya ingin menjadi dosen. Keinginan sebagai penerjemah bahasa isyarat, muncul.

"Sejak saya tahu, bahasa isyarat itu indah. Karena cita-cita Surya (Panji Surya), anak saya yang ingin menjadi dosen," ungkap Dewi kepada Metrotvnews.com.

Dewi pun sangat mendukung cita-cita anaknya tersebut yang juga penyandang difabel.

Menurutnya, para penyandang difabel tuna rungu punya spirit yang luar biasa. "Untuk guru yang mengajari anak disabilitas sudah banyak yang normal. Tapi yang menyandang disabilitas tuna rungu itu kemudian mengajar, belum," kata dia.

Dia berharap, bukan hanya tuna rungu yang diberikan pengajaran oleh orang normal. Namun orang-orang dengan penyadang disabillitas bisa diajarkan oleh sesama mereka.

"Mereka punya harapan yang besar, bisa menjadi dosen," tegas dia.

Panji Surya adalah putra mantan pasangan Dewi Yull dan Rah Sahetapy. Panji memiliki keterbatasan fisik, yakni tidak mampu mendengar. Namun, Panji mempunyai kemampuan lain yang luar biasa. Dia pernah mewakili Indonesia dalam ajang kompetisi IT di Bangkok. 

Belajar bahasa isyarat, adalah yang pertama kali Dewi lakukan ketika mengetahui putri sulungnya yang sudah almarhum, Giska Puteri Agustina Sahetapy, tuna rungu. Giska meninggal dunia pada Jumat (11/6/2010) pukul 03.30 WIB.

No comments:

Post a Comment